POLIGAMI

#TantanganGurusiana Hari Ke-31

Aku punya sahabat dekat sejak SMA gadis cantik, pintar dan mandiri.  Jujur aku memang menyayanginya. Banyak orang menyangka kami adalah sepasang kekasih,tidak! Kami hanya sebatas teman walaupun di setiap doa ku pinta ia lah jodohku. Nama gadis itu Poli, ayahnya seorang dosen di satu-satunya politehnik kota ini. Sementara ibunya seorang dokter di bagian poli anak poliklinik ternama milik keluarga besarnya. Poli tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Politik tingkat akhir di Universitas Negeri  kebanggan kota ini. Memilih kost di seputaran area kampus daripada tinggal di rumah megah orang tuanya yang jarak ke kampus pun tak terlalu jauh.  Hampir setiap minggu pagi ia akan berolahraga mengitari kampus dengan sepeda “Poligon”nya. Kadang ditemani  saudara tertuanya yang seorang perwira polisi.

Olahrga favoritnya adalah bola voli.  Poli mengatakan itu ketika ia sangat senang menerima ajakanku menonton final turnamen voli di kampus antara jurusan Ilmu Politik dan Hukum Internasional.  Tiga hari yang lalu Poli memposting status yang sama lansung di 3 akun medsosnya. Di  WA, Facebook dan twiter milik Poli tertulis satu kata dengan huruf kapital “POLIGAMI”. Postingan itu banjir komentar ujung-ujungnya malah perang komentar antara yang setuju poligami dengan tidak. Poli sendiri sama sekali tidak membalas satu pun dari komentar-komentar itu.

Dadaku berdetak kencang. Terkejut, perasaanku campur aduk. Lansung ku cari Ibu setelah menerima telpon Poli yang mengatakan ayahnya akan menikahi Ibuku.